Sabtu, 28 November 2015

KATA

I.        Pengertian Kata Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesi... thumbnail 1 summary


I.       Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat:

1.         KATA DASAR
Kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan.

2.         KATA TURUNAN
Perubahan yang disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata.
Syarat afiksasi yaitu kata afiks itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Contoh: kata minuman, kata ini terdiri dari dua unsur langsung, yaitu kata minum yang di sebut bentuk bebas dan –an yang di sebut bentuk terikat. Makna ini di sebut makna afiks. Contoh kata yang lain seperti: kata timbangan, pikiran, satuan, gambaran, buatan, bungkusan.
Kata afiks itu merupakan bentuk terikat, tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis (tertulis) selalu melekat pada bentuk lain. Contoh: kedua, kehendak, kekasih, ketua, artinya antara imbuhan ke- dan kata dua tidak dapat di pisahkan, karena apabila dipisahkan akan mempunyai arti yang berbeda. Demikian juga dengan kata kehendak, kekasih dan ketua. Berbeda halnya dengan bentuk di seperti pada kata di rumah, di pekarangan, di ruang, tidak dapat di golongkan afiks, karena sebenarnya bentuk itu secara gramatis mempunyai sifat bebas. Demikian halnya dengan bentuk ke seperti pada kata ke rumah, ke toko, ke kota , ini tidak dapat di golongkan afiks. Jadi, dalam afiks hanya dapat di bentuk apabila imbuhan itu dalam bentuk terikat.
Afiks tidak memiliki arti leksis, artinya tidak mempunyai pertalian arti karena kata itu berupa imbuhan. Sedangkan imbuhan itu dapat mempengaruhi arti kata itu sendiri. Contoh: bentuk –nya yang sudah tidak mempunyai pertalian arti dengan ia. Misalnya: rupanya, agaknya, termasuk golongan afiks, karena hubungannya dengan arti leksisnya sudah terputus. Imbuhan itu dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasar.
Contoh: afiks baru: pembaruan → peng- an. Pada contoh ini terjadi perubahan bentuk imbuhan dari pem- an menjadi peng- an, hal ini terjadi karena pengaruh asimilasi bunyi. Kata belakang → keterbelakangan → terbelakang. Pada kata ini terjadi perubahan bentukke-an.

3.         KATA ULANG
Kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian. Kata ulang yaitu kata dasar yang diulang. Dalam hal ini yang diulang bukan morfem melainkan kata.kita bisa melihat contoh berikut : sepeda-sepeda , berasal dari satu kata sepeda. Sebaliknya, kata kupu-kupu bukanlah kata ulang karena dalam bahasa Indonesia tiak dikenal kupu. Oleh karena itu, bentuk tersebut bukan merupakan kata ulang.
a)      Prinsip pengulangan
§  Selalu mempunyai dasar yang diulang
§  Proses pengulangan tidak mengubah jenis(kelas) kata
§  Bentuk dasarnya adalah kata yang lazim (umum) dipakai dalam tindak berbahasa
b)      Macam-macam kata ulang
                                                     i.     Kata ulang utuh / penuh
Contoh : rumah-rumah, berasal dari kata dasar rumah
                                                   ii.     Kata ulang berimbuhan
Contoh : diinjak-injak, berasal dari kata dasar injak
                                                 iii.     Kata ulang sebagian/parsial berimbuhan
Contoh : Berpandang-pandangan, berasal dai kata dasar pandang
                                                 iv.     Kata ulang dwi purwo
Contoh : sesama,berasal dari kata dasar sama
                                                   v.     Kata ulang berubah bunyi
Contoh : sayur-mayur, berasal dari kata dasar sayur
c)      Fungsi kata ulang
Pada prinsipnya pengulangan tidak mengubah jenis kata. Artinya bila kata dasarnya kata benda akan tetap menjadi kata benda pada kata ulangnya, demikian pula untuk jenis kata lainnya. Akan tetapi, ada sebagian pengulangan yang mengubah jenis kata khususnya yang diubah menjadi kata tugas, seperti kata bukan-bukan, sama-sama, serta-merta, dan sebagainya.
d)     Arti kata ulang
i.          Banyak tak tentu
Contoh: lembu-lembu
Lembu-lembu itu berebut makanan
ii.        Bermacam-macam
Contoh : sayur-sayuran
Sebaiknya kita mulai menanam sayur-sayuran
iii.      Menyerupai
Contoh: kuda-kudaan
Anak-anak TK itu senang bemain kuda-kudaan
iv.      Melemahkan
Contoh : kekanak-kanakan
Walau sudah 20 tahun sifatny masih kekanak-kanakan
v.        Menyatakan intensitas
Ada tiga bagian yaitu:
§  Kualitatif : kuat-kuat
§  Kuantitatif : rumah-rumah
§  Frekuentatif : menggeleng-gelengkan
vi.      Menyatakan saling (resiprokal)
Contoh : salam-salaman
Mereka salam-salaman saat lebaran
vii.    Menyatakan arti seperti pada bentuk dasarnya
Contoh : masak-masakan
Ibu membuka kursus masak-masakan
viii.  Menyatakan perbuatan yang seenaknya
Contoh : duduk-duduk
Kami duduk-duduk di serambi depan
ix.      Menyatakan arti paling (superlative)
Contoh : sebesar-besarnya
Buatlah roti bolu sebesar-besarnya agar bias dicatat alam buku MURI.
x.        Menyatakan kumpulan
Contoh : dua-dua
Sikakan anda membungkus roti itu dua-dua
xi.      Menyatakan walaupun
Contoh : hujan-hujan
Hujan-hujan, ia tetap datang.
xii.    Menyatakan selalu
Contoh : mereka-mereka
Mereka-mereka yang datang terlambat

4.         KATA MAJEMUK
Gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru. Ciri-ciri kata majemuk menurut M. Ramlan

a.         Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata.
Yang dimaksud dengan istilah pokok kata ialah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas, yang dapat di jadikan bentuk dasar bagi sesuatu kata. Misalnya : juang, temu, lomba, tempur, tahan, dan masih banyak lagi.
Satuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan pokok kata, atau kata semua, berdasarkan ciri ini, merupakan kata majemuk. Unsur yang berupa kata dan pokok kata misalnya : kolam renang, pasukan tempur, barisan tempur, medan tempur, brigade tempur, daya tempur, lomba lari, tenaga kerja dan masih banyak lagi. Sedangkan unsur yang berupa kata yaitu kolam, pasukan, barisan, medan, brigade, daya, lari, kamar, jam, waktu, tenaga dan masa. Dan untuk kata majemuk yang terdiri dari pokok kata semua misalnya terima kasih, lomba tari, lomba rias, lomba nyanyi, lomba renang, tanggung jawab, simpan pinjam, jual beli, dan sebagainya.
b.      Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah strukturnya
Contohnya :
§  Ia menjadi kaki tangan musuh
§  Ia menjadi kaki dan tangan musuh
§  Kaki dan tangannya sudah tidak ada
Dari kalimat di atas terlihat bahwa  kaki tangan merupakan kata majemuk karena kedua unsurnya tidak mungkin di pisahkan. Satuan anak buah berbeda dengan anak orang sekalipun unsurnya sama, berupa kata nominal semua. Pada anak orang unsur anakdan orang dapat dipisahkan, atau dapat diubah struktunya. Tetapi unsur-unsur pada anak buah tidak dapat dipisahkan dan juga tidak dapat diubah strukturnya. Demikianlah dapat disimpulkan bahwa anak buah adalah kata majemuk, sedangkan anak orang adalah frase. Berikut beberapa contoh kata majemuk berdasar ciri ini : ruang makan, baju dalam, daun pintu, mata pencaharian, pejabat tinggi, kapal terbang, anak timbangan, dan lain-lain.
c.       Salah satu atau semua unsurnya berupa morfem unik.
Morfem unik yaitu morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu   satuan tertentu. Misalnya simpang siur, gelap gulita, terang benderang.

           II.     Pemakaian Kata
Jika kita mendengar kata sekufu, mungkin sebagian dari kita akan bertanya-tanya, apa sebenarnya makna kata tersebut? Kebanyakan penulis bahkan yang terkenal pun menggunakan kata-kata di bawah 4.000 kata, dari 71.000 kata yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata sekufu hanyalah satu di antara 71.000 kata lainnya yang terdapat dalam kamus yang jarang atau bahkan tidak pernah didengar oleh seseorang dalam percakapan  sehari-hari. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemakaian kata-kata tersebut dalam media, dan mungkin saja kata tersebut memiliki sinonim yang lebih popular dari dirinya.
Hal ini menandakan bahwa pemakaian kata itu adalah pemilihan kata (diksi) yang disesuaikan dengan lingkungan pemakaian bahasa tersebut. Sebagai mahasiswa, kita diharapkan dapat menguasai pemakaian kata dalam karangan ilmiah yang berkaitan dengan bahasa Indonesia yang benar dan baik yang menuntut pemakaian kata yang benar dan pemakaian kata yang baik.

                II.     Kata yang Benar
Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya kata dasar dan kata jadian. Kata dasar (kata tunggal) adalah kata yang dihasilkan oleh proses mofgologis derivasi zero, sedangkan kata jadian (bentukan) dihasilkan oleh proses morfologis, seperti afiksasi, reduplikasi, abreviasi, komposisi, dan derivasi balik. Dalam hal ini kaidah-kaidah morfologis diperlukan untuk menghasilkan kata jadian tersebut.
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya.

        IV.     Kata yang Baik
Kata yang baik berkaitan dengan ketepatan, kelayakan, kecermatan, dan kecergasan pilihan kata. Dalam hal ini kita akan membahas tentang kata yang baik dalam tulisan ilmiah.

           V.     Kelayakan Pilihan Kata
Layak berarti wajar, pantas, atau patut (Tim Penyusun Kamus 1993:571). Syarat kelayakan berarti pemakaian kata dengan memperhiungkan kepantasan atau kepatutan kata tersebut digunakan menurut daerah, waktu, dan gaya penggunaannya.

        VI.     Ketepatan Pilihan Kata
Tepat berarti jitu, betul, cocok, mengena (kamusbahasaindonesia.org). Ketepatan pilihan kata dalam hal ini adalah pemakaian kata-kata yang memiliki arti yang mirip dan berhubungan. Seperti kata melirik, memandang , melihat, menonton menatap , dan menyaksikan memiliki hubungan makna yang dekat. Kata tersebut harus digunakan dengan tepat sesuai dengan nuansa makna kata itu masing-masing.
Selanjutnya, kata juga dapat dipilih karena denotasi dan konotasinya, umum dan khususnya, konkret dan abstraknya, idiom atau majasnya. Pemilihan kata-kata dengan tepat, seperti kata berkonotasi (misalnya amplop, ular dan penyesuaian harga); kata abstrak (misalnya panas, dingin, dan baik); kata-kata idiom (misalnya panjang tangan, rendah hati, terdiri atas, bergantung pada); kata-kata bermajas (misalnya tunakarya) sangat ditentukan oleh konteks dan konteks kata-kata yang bersangkutan

     VII.     Kecermatan Pilihan Kata
Cermat berarti saksama, teliti, penuh minat (perhatian) (kamusbahasaindonesia.org). Kecermatan pilihan kata adalah mengenai efektivitas  dalam pengungkapan sebuah pikiran dengan menggunakan kata-kata yang efektif. Biasanya, penggunaan kata bersinonim secara bersamaan menyebabkan pemakaian kata yang tidak hemat karena kata bersinonim memiliki makna yang hamper sama. Misalnya …agar supaya…, …adalah merupakan…, …demi untuk…, atau …hanya…..saja. Namun pemakaian kata majemuk tidak termasuk dalam ekonomi bahasa karena kata majemuk merupakan penggabungan kata atau lebih dan memunculkan arti baru. Misalnya hancur lebur, gelap gulita, hitam pekat, atau gelap gulita tidak disalahkan pemakaiannya.

  VIII.     Kecergasan Pilihan Kata

Kecergasan berarti ketangkasan ata kegesitan.Penggunakan kata secara cergas berarti menggunakan kata secara berarti menggunakan kata secara cekatan gesit dan tangkas. Dalam hal ini, kata-kata yang digunakan harus segar dan menghindari kata-kata using, pengulangan kata yang berlebihan sehingga karangan ilmiah yang dihasilkan tidak kaku karena monoton. Penulis diharapkan memiliki cakrawala yang luas dalam berbahasa agar dapat menghasilkan karangan ilmiah yang bagus.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Kata

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Facebook